Selain bisa terhirup ke dalam tubuh dan merusak paru paru atau organ lainnya, polusi udara bisa berdampak pada kesehatan kulit. Hal ini karena kulit merupakan organ tubuh terluar. Ada banyak zat berbahaya yang dihasilkan polusi udara, seperti karbon monoksida, benzena, hidrogen klorida, ozon, dan logam berat, termasuk timbal dan merkuri, bisa merusak dan meningkatkan risiko terjadinya berbagai masalah pada kulit.
"Paparan polusi pada kulit yang terlalu banyak atau sering dapat membuat kulit cepat rusak dan berisiko mengalami berbagai kondisi atau penyakit," ujar Medical Content Marketing Senior Manager Alodokter Dokter dr. Abi Noya seperti dikutip Sabtu (2/9/2023). Berikut dampak polusi udara pada kulit: Akhirnya Lord Adi Blak blakan Soal MasterChef Indonesia, Tretan Sentil Situasi Kiki dan Belinda Banjarmasinpost.co.id
Pernikahan Sesama Jenis di Cianjur, AY Pernah Ditolak karena Tak Bisa Tunjukkan Identitas Halaman 3 Iritasi kulit ringan umumnya tidak berbahaya bagi kulit, tetapi iritasi yang parah bisa mengganggu aktivitas sehari hari karena biasanya kulit akan terasa gatal, tampak bersisik, kemerahan, dan bahkan terasa perih atau nyeri. Riset menyebutkan bahwa paparan polusi berlebihan bisa menyebabkan kulit terlalu banyak menghasilkan sebum.
Sebum adalah minyak alami kulit yang berfungsi untuk melembapkan kulit dan mencegah pertumbuhan bakteri di kulit. Ketika jumlah sebum meningkat, kulit wajah akan menjadi terlalu berminyak, sehingga mudah muncul komedo dan jerawat. Polusi udara juga dapat merangsang produksi melanin, pigmen yang memberikan warna pada kulit. Ini dapat menyebabkan hiperpigmentasi atau bintik bintik gelap pada kulit, terutama pada area yang terpapar polusi secara langsung.
Polusi udara seperti partikel debu, polutan, dan zat kimia dapat merusak lapisan pelindung kulit dan memicu produksi radikal bebas. "Ini dapat mengakibatkan kerusakan pada kolagen dan elastin, protein protein penting yang menjaga kulit tetap kencang dan elastis. Akibatnya, kulit dapat mengalami penuaan dini, seperti keriput, garis halus, dan kulit kendur," ujar dr Abi Noya. Polusi pada kulit juga merupakan salah satu faktor yang dapat meningkatkan risiko terjadinya kanker kulit.
Udara yang tercemar mengandung banyak zat berbahaya, termasuk berbagai jenis racun yang memiliki sifat karsinogenik. Para ahli kesehatan menyarankan agar masyarakat Jakarta mulai mencoba melakukan beberapa perubahan dan penyesuaian dalam pola hidup karena situasi ini. Seperti mengenakan masker pernapasan dan membatasi aktivitas di luar ruangan seperti olahraga, berjalan jalan, dan bermain.
Khususnya untuk kesehatan kulit, ada beberapa langkah pencegahan yang dapat dilakukan, antara lain: Rutin membersihkan kotoran yang menumpuk di wajah ketika bangun dan sebelum tidur. Menggunakan sabun berbahan kimia lembut untuk kulit guna mencegah terjadinya iritasi dan alergi pada kulit serta eksfoliasi dapat dilakukan untuk memaksimalkan upaya menjaga kebersihan kulit.
Gunakan juga toner dan pelembap untuk merawat kulit dan mencegah kulit kering. Disarankan untuk menggunakan tabir surya dengan SPF minimal 35 atau lebih ketika beraktivitas di bawah terik matahari, terutama pada pukul 10.00–15.00. Penggunaan tabir surya juga penting untuk mencegah sunburn dan mengurangi risiko terjadinya kanker kulit.
Konsumsi cukup air penting untuk menjaga kulit tetap terhidrasi dan membantu dalam proses detoksifikasi tubuh dari zat zat berbahaya. Asupan nutrisi yang sehat memainkan peran penting dalam menjaga kesehatan kulit dan melawan dampak buruk polusi, seperti buah dan sayuran. Antioksidan adalah senyawa yang melindungi sel sel dari kerusakan akibat radikal bebas yang dihasilkan oleh polusi udara dan faktor lingkungan lainnya.
"Nutrisi yang kaya akan antioksidan meliputi vitamin C, vitamin E, beta karoten (provitamin A), selenium, dan zinc. Makanan seperti buah buahan segar, sayuran berdaun hijau, kacang kacangan, biji bijian, dan minyak ikan (sumber omega 3) dapat membantu melindungi kulit dari kerusakan," ujar dia. Artikel ini merupakan bagian dari KG Media. Ruang aktualisasi diri perempuan untuk mencapai mimpinya.