Karenina Anderson Insomnia Lalu Isap Ganja, Benarkah Narkotika Ini Membuat Tidur Lebih Berkualitas?

Ganja dipercaya bisa mengatasi insomnia dan membuat tidur lebih berkuaitas, seperti alasan aktris Karenina Maria Anderson dan Jeff Smith. Benarkah? Karenina Maria Anderson ditangkap karena penyalahgunaan narkoba. Ia mengaku depresi hingga insomnia hingga isap ganja. Tak hanya Karenina Anderson dan Jeff Smith, banyak pesohor mengaku kualitas tidurnya semakin baik karena ganja.

Saat penangkapan prrempuan yang biasa disapa Karenina Anderson ini, petugas dari Satuan Reserse Narkoba Polres Metro Jakarta Selatan karena memiliki ganja seberat 4,1 gram. Kasat Reserse narkoba Polres Metro Jakarta Selatan, Kompol Achmad Ardhy mengatakan alasan Karenina Anderson mengkonsumsi ganja karena mengalami gangguan tidur atau insomnia. Bawaslu Sulteng Sosialisasi Partisipatif Pengawas Tahapan Kampanye, Partisipasi Masyarakat Menurun

Panggilan Sayang BCL untuk Tiko Usai Sah Menikah, Beri Semangat Suami yang Banyak Dihujat Orang Suryamalang.com INILAH Daftar Calon Tetap Dewan Perwakilan Rakyat Papua pada Pemilu 2024 Beruntungnya Enuh Nugraha ODGJ Alumni ITB Punya Teman Seperti Ini, Di Rawat Hingga Diberi Pekerjaan

Sosok dan Motif Anak Sewa Pembunuh Bayaran Habisi Ayah di Pemalang, Kapolres Ungkap Kronologi Bangkapos.com IDF Rilis 11 Foto Pemimpin Senior Hamas Kumpul di Terowongan, 5 di Antaranya telah Terbunuh Halaman 3 Tak hanya Karenina yang memakai ganja, artis peran Jeff Smith ditangkap polisi karena penyalahgunaan narkoba jenis serupa.

Pengakuan Jeff Smith mengatakan penggunaan ganja tersebut untuk mempermudah tidur. Selanjutnya, Jeff Smith juga mengungkapkan pendapatnya bahwa dia tak setuju ganja dikategorikan sebagai narkotika golongan pertama dan berharap ada penelitian di Indonesia akan hal tersebut. Sekadar informasi, kontroversi soal legalisasi ganja terjadi di Indonesia.

Ganja termasuk golongan 1 dalam Pasal 8 ayat (1) UU Narkotika, sama dengan heroin dan sabu. Karena itu penggunaannya tergolong ilegal dan berisiko diciduk aparat kepolisian. Dikutip dari Kompas.com, klasifikasi ini berlawanan dengan keputusan The UN Commission on Narcotic Drugs (CND) yang telah mencabutnya dari daftar barang haram. Penggunaan ganja dilegalkan untuk kebutuhan medis dengan penelitian yang mendukung.

Lantas, apakah benar ganja memiliki dampak positif? WebMD mencatat mariyuana memiliki dampak positif, salah satu yang sering ditonjolkan adalah manfaatnya untuk mengobati insomnia selain mengobati kanker, alzheimer, epilepsi dan mengurangi rasa sakit. Tak hanya Karenina Anderson dan Jeff Smith, banyak pesohor mengaku kualitas tidurnya semakin baik karena ganja.

Ganja seolah jadi pelarian saat insomnia menyerang para artis karena memang sering jadi efek samping para selebritis yang punya aktivitas tinggi. Menurut Dr. Matt Roman, dokter medis ganja menjelaskan tanaman ini bermanfaat untuk gangguan tidur dengan efek samping yang amat minim. "Ganja adalah alat bantu tidur yang efektif karena memulihkan siklus tidur alami seseorang, yang seringkali tidak selaras dengan jadwal kita dalam gaya hidup modern saat ini," ujarnya dikutip dari Healthline.

Kandungan analgesiknya dapat meredakan nyeri kronis sedangkan kandungan anti kecemasannya efektif untuk menenangkan tubuh dan mengurai stres. Namun, tidak semua jenis ganja memberikan dampak yang serupa. Umumnya ganja didominasi kandungan Cannabidiol (CBD) dan Tetrahydrocannabinol (THC). CBD memiliki manfaat kesehatan dan nonpsikoaktif sehingga tidak menyebabkan perasaan 'high' saat menggunakannya.

Sebaliknya, THC yang merupakan cannabinoid psikoaktif menimbulkan perasaan 'ngefly' bagi penggunanya. Untuk memudahkan tidur, dibutuhkan ganja dengan kandungan THC yang lebih tinggi. Riset tahun 2018 menyebutkan ganja tinggi THC dapat mengurangi gangguan tidur Rapid Eye Movement (REM), menghilangkan mimpi buruk dan membuat tidur lebih nyenyak.

Kondisi tidur nyenyak inilah yang paling berkualitas dan menghasilan jam istirahat yang benar benar bermanfaat. Namun, dikatakan pula ganja dengan kadar THC yang lebih tinggi dapat mengganggu kualitas tidur jika dikonsumsi dalam jangka panjang. Selain itu, penggunaan ganja secara umum dapat mengubah pola tidur penggunanya. Efek samping lainnya juga bisa muncul dari penggunaan ganja yang tak terkontrol. Organ tubuh seperti paru paru dan otak bisa merasakan dampak buruknya.

Hal yang harus ditekankan pula, penggunaan ganja tidak disarankan bagi orang di bawah 25 tahun karena efek jangka panjangnya pada pembelajaran dan ingatan. Karena berbagai alasan inilah maka sampai saat ini penggunaan ganja belum dilegalkan di Indonesia. Artikel ini merupakan bagian dari

KG Media. Ruang aktualisasi diri perempuan untuk mencapai mimpinya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *