Mau Sunat dengan Metode Laser atau Klamp, Mana yang Lebih Bagus? Begini Saran  Dokter

Khitan atau sunat bagi anak laki laki biasa dilakukan dengan alasan agama juga kesehatan. Sunat dapat mencegah terjadinya gangguan berkemih, dan dapat menurunkan risiko terjadinya kanker penis. Metode sunat merupakan tindakan memotong kulup atau lipatan kulit yang menutupi bagian kepala penis.

Dokter anak, dr Maulana Rosyadi, SpA mengatakan, saat ini di Indonesia banyak teknik sunat, namun yang banyak dilakukan adalah menggunakan Thermocauter atau Laser. "Juga penggunaan teknik Smart Klamp yakni nanti ada alat yang dimasukan kedalam kepala penis lalu kita potong kulit kulupnya, nah alatnya ini ditinggal selama 5 hari," kata Maulana dalam keterangannya, Rabu (23/8/2023). Meski bebas memilih, Maulana menyarankan, teknik laser baik digunakan untuk anak anak yang sudah bisa mengontrol pipisnya, sedangkan Smart Klamp bisa digunakan untuk semua usia.

30 Contoh Soal UAS, PAS Bahasa Indonesia Kelas 12 Semester 1 K13, Lengkap dengan Kunci Jawaban Halaman 4 Bawaslu Pulau Taliabu Sosialisasi Gerakan Perempuan Mengawasi Polisi Periksa 10 Orang Terkait Tewasnya Pebalap di Ajang Bupati Cup Paser

Angka Inflasi di Kabupaten Pulau Taliabu Capai 3,60 Persen Ini Tampang Yola, Suka Belanja Barang Branded Usai Resign Kerja, Ortu : Ngamuk Bila Tak Dituruti Halaman 3 Melihat Pesona Danau Likitobi, Surga Tersembunyi di Pulau Taliabu

Bojan Hodak Komentari Debut Pahit Kevin Ray Mendoza Bersama Persib Bolasport.com IDF Rilis 11 Foto Pemimpin Senior Hamas Kumpul di Terowongan, 5 di Antaranya telah Terbunuh Halaman 3 Lantas metode sunat apa yang dianggap paling tepat ?

"Kalau ditanya tergantung operator karena semua metode tetap ada plus minusnya, seperti misalnya jika kita menggunakan Thermocauter (laser) itu bisa digunakan untuk anak usia berapa pun tapi memang untuk anak yang masih menggunakan pampers, atau pipisnya belum terkontrol sebaiknya menggunakan smart klamp," katanya. Penggunaan sistemKlamp, alatnya nempel jika anak tersebut mau pipis atau segala macem, lukanya gak kena pipis. Namun, bukan berarti penggunaan Thermocauter tidak bisa, hanya kalau dibandingkan mana yang lebih baik, maka smart klamp.

"Jika yang mau dikhitan anaknya sudah bisa pipis, kita kasih pilihan, jika anaknya tidak gemuk, baik Thermocauter maupun klamp ini bisa digunakan. Hanya untuk smart klamp orang tua harus bolak balik, untuk membuka smart klampnya," papar staf medis dari Klinik Ibu dan Anak Kosambi Maternal and Children (KMNC), . Untuk proses penyembuhannya, baik laser maupun smart klamp memakan waktu 5 7 hari. "Namanya anak anak pasti dia aktif kesana kemari. Tapi untuk penyembuhan luka, butuh waktu 5 7 hari," ucapnya.

"Untuk Thermocauter atau laser saat ini kita sudah memiliki telemedicine, sekarang ini bisa by reporting, setelah tindakan, kita lakukan penutupan dengan jahit. Orangtua pasien sunat bisa setiap hari melapor ke kita, bagaimana perkembangan penyembuhan lukanya, jadi orang tua gak repot repot untuk bolak balik ke sini," katanya. Sementara untuk smart klamp selain orang tua harus melaporkan kondisi anak melalui sambungan telepon setelah 6 hari, dia juga diwajibkan untuk kembali ke sini untuk membuka alat klamp," papar Maulana. Maulana juga mengatakan bahwa KMNC yang berada Ruko Horizon Broadway M2 Nomor 29 Icon BSD Tangerang akan melakukan observasi terlebih dahulu kepada pasien sunat, untuk memastikan kondisi pasien aman untuk disunat.

"Kalau kendala kembali lagi karena kita berkutat dengan anak anak, beda dengan dewasa. Yang paling utama soal nyeri sebenarnya, sunat sekarang telah berkembang, bagaimana caranya ngasih obat lokal supaya anaknya gak nyeri, tapi memang sejauh ini tetap yang paling efektif itu menggunakan suntik," katanya. Meskipun anak akan merasakan sakit sedikit tapi kita sudah kombinasikan dengan salep anastesi untuk supaya anaknya tidak merasakan nyeri, karena jika anaknya nyeri kita melakukan tindakan pasti repot, ketika kita sentuh anaknya akan merasa nyeri padahal hanya kita sentuh.

"Jadi yang pertama kontrol nyeri, yang kedua kontrol bleeding atau pendarahan untuk itu kita anaknya kita observasi dulu, setelah yakin tidak ada masalah, maka akan aman." tutup dr. Maulana. Artikel ini merupakan bagian dari KG Media. Ruang aktualisasi diri perempuan untuk mencapai mimpinya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *